Metro, 24 April 2025 — Tim Jurnalistik MA Muhammadiyah Metro kembali melaksanakan kegiatan liputan lapangan dengan mewawancarai pengunjung di Taman Merdeka, ruang terbuka hijau yang menjadi favorit masyarakat Kota Metro.
Pada kesempatan kali ini, tim kami berbincang dengan Kak Emi, seorang mahasiswa aktif jurusan Ekonomi Islam di IAIN Metro. Dalam wawancara tersebut, Kak Emi membagikan pandangan mengenai beragam tantangan yang dihadapi remaja masa kini, serta bagaimana cara untuk menghadapinya.
Selama wawancara, Leony Syahirah sebagai pewawancara mengajukan berbagai pertanyaan seputar tantangan dan isu-isu yang tengah hangat diperbincangkan, terutama yang menyangkut dunia remaja. Kak Emi pun memberikan jawaban dengan santai, berdasarkan pengalaman pribadi serta pengamatannya terhadap kondisi remaja saat ini.

“Tantangan remaja masa kini sangat beragam. Mulai dari pengaruh media sosial, pergaulan teman, tekanan akademik, hingga pergaulan bebas yang terjadi akibat minimnya pengawasan orang tua,” ujarnya.

Menurut Kak Emi, media sosial dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi remaja. Untuk memaksimalkan manfaatnya, remaja dan pelajar disarankan untuk menggunakan media sosial sebagai sarana belajar, baik untuk menonton konten edukatif maupun mencari informasi yang dapat menunjang perkembangan pendidikan mereka.
Tak hanya itu, tim kami juga melontarkan pertanyaan mengenai tekanan akademik di sekolah, yang belakangan banyak menjadi topik hangat terkait stres dan depresi pada remaja. Kami bertanya, “Melihat berita di luar sana, banyak sekali remaja dan pelajar yang stres bahkan sampai depresi. Menurut Kakak, apakah tekanan akademik di sekolah masih menjadi beban utama bagi remaja? Mengapa?”
Menanggapi pertanyaan ini, Kak Emi menjelaskan bahwa tingkat tekanan yang dirasakan seorang remaja sangat bergantung pada bagaimana cara mereka menyikapinya. Jika media sosial digunakan dengan bijak sebagai sarana belajar, maka tekanan akademik bisa terasa lebih ringan. Sebaliknya, banyak remaja yang merasa tertekan karena malas belajar atau merasa kemampuannya tidak sesuai dengan tuntutan akademik yang tinggi, baik dari sekolah maupun keluarga. Hal inilah yang sering menyebabkan stres dan kecemasan.
Di akhir perbincangan, Kak Emi membagikan beberapa tips untuk membantu remaja agar terhindar dari rasa malas belajar dan terlibat dalam hal-hal yang kurang produktif. “Untuk menghindari rasa malas belajar, guru bisa menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik agar siswa tidak cepat bosan. Selain itu, mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi di luar kelas bisa menjadi pilihan baik agar remaja tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Dan yang paling penting adalah dukungan dari orang tua, teman, lingkungan, serta guru. Keempatnya memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung pendidikan remaja,” tuturnya.
Wawancara ini membuka mata kami tentang tantangan yang dihadapi remaja saat ini, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam pengaruh lingkungan dan diri mereka sendiri. Harapan besar kami, melalui wawasan yang diberikan Kak Emi, remaja dapat lebih bijaksana dalam menyikapi berbagai tantangan zaman, serta terus bersemangat dalam meraih masa depan yang lebih baik. (thalita a.f/leonny s.r)